Jumat, 25 November 2016

Dongeng bahasa sunda si kabayan ngala nangka

Si Kabayan dititah ngala nangka ku mitohana. “Nu kolot ngala nangka téh, Kabayan!” Ceuk mitohana. Kencling Si Kabayan ka kebon, nyorén bedog rék ngala nangka. Barang nepi ka kebon, Si Kabayan alak-ilik kana tangkal nangka. Manggih nu geus kolot hiji tur gedé pisan. Tuluy waé diala. Barang dipanggul kacida beuratna.

“Wah, moal kaduga yeuh mawana, “ pikir Si Kabayan téh. Tuluy wé nangka téh ku Si Kabayan dipalidkeun ka walungan. Jung waé balik ti heula, da geus kolot ieuh!” ceuk Si Kabayan téh nyarita ka nangka.

Barang tepi ka imah, Si Kabayan ditanya ku mitohana.

“Kabayan, meunang ngala nangka téh?”

“Komo wé meunang mah, nya gedé nya kolot,” témbal Si Kabayan.

“Mana atuh ayeuna nangkana?” Mitohana nanya.

“Har, naha can datang kitu? Apan tadi téh dipalidkeun dititah balik ti heula, ceuk Si Kabayan téh.

“Ari manéh, na mana bodo-bodo teuing. Moal enya nangka bisa balik sorangan!” Mitoha Si Kabayan keuheuleun pisan.

“Wah nu bodo mah nangkana, kolot-kolot teu nyaho jalan balik,” ceuk Si Kabayan bari ngaléos.

tips cara mendidik anak yang baik supaya menjadi soleh dan solehah

Banyak orang tua khawatir pada anak-anaknya yang semakin hari semakin sulit untuk mengawasi pola pikir dan pergaulan pada zaman sekarang Orangtua mana yang tidak mau mempunyai anak-anak yang sholeh dan sholehah.

Oleh karena itu, orangtua juga harus memiliki perbekalan agar bisa memberikan pendidikan agama yang sempurna bagi anak-anaknya.

Karena, mendidik anak merupakan salah satu tugas dan tanggung jawab orangtua yang cukup penting.

Anak-anak adalah anugerah dari allah swt yang tentunya sangat berharga bagi orangtuanya. anak-anak juga merupakan amanah yang dipercayakan allah swt kepada orangtua, yang harus dijaga dan dipelihara dengan sebaik-baiknya agar mereka bisa mendapatkan keselamatan di dunia dan di akhirat.

Orangtua mana yang tidak mau mempunyai anak-anak yang sholeh dan sholehah. oleh karena itu, orangtua juga harus memiliki perbekalan agar bisa memberikan pendidikan agama yang sempurna bagi anak-anaknya. karena, mendidik anak merupakan salah satu tugas dan tanggung jawab orangtua yang cukup penting.

Maka dari itu fungsi orang tua disini sangat penting bagi pembentuk kepribadian si anak. lalu  bagaimana cara mendidik anak yang baik:

Berikut adalah beberapa tips sebagai panduan bagaimana cara mendidik anak yang baik:

1. biasakan anak kita bangun pada waktu subuh...

contoh: sejak usia masih kecil, ajaklah ia sholat subuh bersama atau berjamaah di rumah atau mesjid... kalau tidak dibiasakan, nanti mereka susah hendak bangun subuh....

2. sediakan persekitaran dan pendidikan yang islami...

contoh: sejak dari awal ikutkan anak kita dalam pusat asuhan islam, mengikuti kursus di mesjid, dsb...

3 berikan teladan, bukan hanya perintah ...

contoh: jangan hanya menyuruh ia belajar mengaji atau solat, namun kita sendiri tidak melakukannya... atau menyuruh anak jangan merokok, tetapi kita sendiri rajin merokok...

4. kurangkan anak kita dalam mendengar musik-musik tidak-islamik...

sebaliknya, banyakkan anak kita untuk mendengar ayat-ayat al-quran atau nasyid...umpamanya, semasa dalam perjalanan berkereta, mainkan cd atau ‘tape’ al quran.....

5. buatlah jadual menonton tv dan dampingi anak ketika menonton...

jauhkan anak dari tontonan yang tidak mengandung unsur pendidikan, seperti: sinetron, film seram, film khayalan, khurafat, dan lain-lain...

6.ajarkan nilai-nilai islam secara langsung...

sampaikan nilai-nilai islam yang kita kuasai kepada anak kita... dalam usrah bersama anak2, atau selepas setiap kali solat berjemaah....

7. jadilah sahabat setia baginya..

jadikan ia selesa untuk menjadikan kita tempat curahan hati yang utama, sehingga kita akan selalu mengetahui masalahnya....

8. ciptakan suasana hangat dan harmonis dalam keluarga...

jika keluarga tidak lagi terasa hangat baginya, anak akan mencarinya di tempat lain... sebulan sekali atau dua kali, ajak keluarga makan di luar, sambil solat berjemaah di mesjid2 di bandar... dua bulan sekali adakan perkelahan keluarga di pantai atau tempat-tempat peranginan...

9. banyakkan berdoa kepada Allah SWT

Maasyaa Allah, ini 8 tips dari pria yang hafal 30 juz Al-Qur'an hanya dalam 56 hari


Assalamu'alaikum wr.wb

Nikmatnya bermesraan dengan Al-Qur’an, begitu perasaan yang diungkapkan Ustadz Deden Mukhyaruddin yang Allah Ta’ala taqdirkan sukses menghafal 30 juz dalam tempo hanya 56 hari.

Hal tersebut terungkap dalam Kajian Indahnya hidup dengan Menghafal dan Mentadabburi Al-Qur’an bersama Ustadz Bachtiar Nashir dan Ustadz Deden Mukhyaruddin di Masjid Al Falah, Jum’at (7/6/2015), bersama Ustadzuna Alfan Syulukh, S.Psi., Al Hafidz.

Beliau pernah diwawancara oleh Syaikh Fahd Al Kandari dalam acara Musafir Ma’al Qur’an 2. Berikut ini videonya.

Tips Menghafal Quran
Berikut Arrahmah sajikan delapan hal yang insyaa Allah membuat kita merasa nikmat menghafal Al-Qur’an. Tips ini merupakan cara jitu Ustadz Deden Makhyaruddin yang menghafal 30 juz dalam 56 hari (setoran) dan 19 hari untuk melancarkan.

Tapi uniknya, ia mengajak kita untuk berlama-lama dalam menghafal, sebagaimana dilansir Al-Qur’an Ikrar. Bismillah.

Mushaf Al-Qur’an Al-Karim
Suatu hari Ustadz Deden pernah menerima telepon dari seseorang yang ingin memondokkan anaknya di pesantrennya.

“Ustadz, menghafal di tempat antum tu berapa lama untuk bisa khatam?”

“SEUMUR HIDUP”, jawab Ustadz. Deden santai.

Meski bingung, Ibu itu tanya lagi, “Targetnya, Ustadz?”

“Targetnya HUSNUL KHOTIMAH, MATI DALAM KEADAAN PUNYA HAFALAN.”

“Mmm…kalo pencapaiannya, Ustadz?”, Ibu itu terus bertanya.

“Pencapaiannya adalah DEKAT DENGAN ALLAH”, kata Ustadz Deden tegas.

Menggelitik, tapi sarat makna. Ustadz Deden berprinsip: CEPAT HAFAL itu datangnya dari ALLAH, INGIN CEPAT HAFAL (bisa jadi) datangnya dari SYETAN.

Sebelum membaca lebih jauh, saya harap anda punya komitmen terlebih dahulu untuk meluangkan waktu satu jam per hari khusus untuk qur’an. Kapanpun itu, yang penting durasi satu jam.

Berikut delapan prinsip yang diterapkan Ustadz Deden beserta sedikit penjelasan dari redaktur AI.

1. Menghafal tidak harus hafal

Allah memberi kemampuan menghafal dan mengingat yang berbeda-beda pada tiap orang.

Bahkan imam besar dalam ilmu qiroat, guru dari Hafs -yang mana bacaan kita merujuk pada riwayatnya- yaitu Imam Asim menghafal Al-Quran dalam kurun waktu 20 tahun.

Target menghafal kita bukanlah ‘ujung ayat’ tapi bagaimana kita menghabiskan waktu (durasi) yang sudah kita agendakan HANYA untuk menghafal.

2. Bukan untuk diburu-buru, bukan untuk ditunda-tunda

Kalau kita sudah menetapkan durasi, bahwa dari jam 6 sampe jam 7 adalah WAKTU KHUSUS untuk menghafal misalnya, maka berapapun ayat yang dapat kita hafal tidak jadi masalah.

Jangan buru-buru pindah ke ayat ke-2 jika ayat pertama belum benar-benar kita hafal. Nikmati saja saat-saat ini. Saat dimana kita bercengkrama dengan Allah. satu jam lho.

Masak untuk urusan duniawi delapan jam betah, hehe. Inget, satu huruf melahirkan sepuluh pahala bukan?

So, jangan buru-buru. Tapi ingat, juga bukan untuk ditunda-tunda. Habiskan saja durasi menghafal secara ‘PAS’.

Baca Juga: Tip dan trik mudah menghafal Qur’an dengan rumus 20×20

3. Menghafal bukan untuk khatam, tapi untuk setia bersama Qur’an

Kondisi HATI yang tepat dalam menghafal adalah BERSYUKUR bukan BERSABAR. Tapi kita sering mendengar kalimat “Menghafal emang kudu sabar”, ya kan?

Sebenarnya gak salah, hanya kurang pas saja. Kesannya ayat-ayat itu adalah sekarung batu di punggung kita, yang cepat-cepat kita pindahkan agar segera terbebas dari beban (khatam).

Bukankah di awal surat Thoha Allah berfirman bahwa Al-Qur’an diturunkan BUKAN SEBAGAI BEBAN. Untuk apa khatam jika tidak pernah diulang? Setialah bersama Al-Qur’an.

4. Senang dirindukan ayat

Ayat-ayat yang sudah kita baca berulang-ulang namun belum juga nyantol di memory, sebenarnya ayat itu lagi kangen sama kita. Maka katakanlah pada ayat tersebut “I miss you too…” hehe. Coba dibaca arti dan tafsirnya.

Bisa jadi ayat itu adalah ‘jawaban’ dari ‘pertanyaan’ kita.

Wa'alaikumsalam

Maasyaa Allah, ini 8 tips dari pria yang hafal 30 juz Al-Qur'an hanya dalam 56 hari


Assalamu'alaikum wr.wb

Nikmatnya bermesraan dengan Al-Qur’an, begitu perasaan yang diungkapkan Ustadz Deden Mukhyaruddin yang Allah Ta’ala taqdirkan sukses menghafal 30 juz dalam tempo hanya 56 hari.

Hal tersebut terungkap dalam Kajian Indahnya hidup dengan Menghafal dan Mentadabburi Al-Qur’an bersama Ustadz Bachtiar Nashir dan Ustadz Deden Mukhyaruddin di Masjid Al Falah, Jum’at (7/6/2015), bersama Ustadzuna Alfan Syulukh, S.Psi., Al Hafidz.

Beliau pernah diwawancara oleh Syaikh Fahd Al Kandari dalam acara Musafir Ma’al Qur’an 2. Berikut ini videonya.

Tips Menghafal Quran
Berikut Arrahmah sajikan delapan hal yang insyaa Allah membuat kita merasa nikmat menghafal Al-Qur’an. Tips ini merupakan cara jitu Ustadz Deden Makhyaruddin yang menghafal 30 juz dalam 56 hari (setoran) dan 19 hari untuk melancarkan.

Tapi uniknya, ia mengajak kita untuk berlama-lama dalam menghafal, sebagaimana dilansir Al-Qur’an Ikrar. Bismillah.

Mushaf Al-Qur’an Al-Karim
Suatu hari Ustadz Deden pernah menerima telepon dari seseorang yang ingin memondokkan anaknya di pesantrennya.

“Ustadz, menghafal di tempat antum tu berapa lama untuk bisa khatam?”

“SEUMUR HIDUP”, jawab Ustadz. Deden santai.

Meski bingung, Ibu itu tanya lagi, “Targetnya, Ustadz?”

“Targetnya HUSNUL KHOTIMAH, MATI DALAM KEADAAN PUNYA HAFALAN.”

“Mmm…kalo pencapaiannya, Ustadz?”, Ibu itu terus bertanya.

“Pencapaiannya adalah DEKAT DENGAN ALLAH”, kata Ustadz Deden tegas.

Menggelitik, tapi sarat makna. Ustadz Deden berprinsip: CEPAT HAFAL itu datangnya dari ALLAH, INGIN CEPAT HAFAL (bisa jadi) datangnya dari SYETAN.

Sebelum membaca lebih jauh, saya harap anda punya komitmen terlebih dahulu untuk meluangkan waktu satu jam per hari khusus untuk qur’an. Kapanpun itu, yang penting durasi satu jam.

Berikut delapan prinsip yang diterapkan Ustadz Deden beserta sedikit penjelasan dari redaktur AI.

1. Menghafal tidak harus hafal

Allah memberi kemampuan menghafal dan mengingat yang berbeda-beda pada tiap orang.

Bahkan imam besar dalam ilmu qiroat, guru dari Hafs -yang mana bacaan kita merujuk pada riwayatnya- yaitu Imam Asim menghafal Al-Quran dalam kurun waktu 20 tahun.

Target menghafal kita bukanlah ‘ujung ayat’ tapi bagaimana kita menghabiskan waktu (durasi) yang sudah kita agendakan HANYA untuk menghafal.

2. Bukan untuk diburu-buru, bukan untuk ditunda-tunda

Kalau kita sudah menetapkan durasi, bahwa dari jam 6 sampe jam 7 adalah WAKTU KHUSUS untuk menghafal misalnya, maka berapapun ayat yang dapat kita hafal tidak jadi masalah.

Jangan buru-buru pindah ke ayat ke-2 jika ayat pertama belum benar-benar kita hafal. Nikmati saja saat-saat ini. Saat dimana kita bercengkrama dengan Allah. satu jam lho.

Masak untuk urusan duniawi delapan jam betah, hehe. Inget, satu huruf melahirkan sepuluh pahala bukan?

So, jangan buru-buru. Tapi ingat, juga bukan untuk ditunda-tunda. Habiskan saja durasi menghafal secara ‘PAS’.

Baca Juga: Tip dan trik mudah menghafal Qur’an dengan rumus 20×20

3. Menghafal bukan untuk khatam, tapi untuk setia bersama Qur’an

Kondisi HATI yang tepat dalam menghafal adalah BERSYUKUR bukan BERSABAR. Tapi kita sering mendengar kalimat “Menghafal emang kudu sabar”, ya kan?

Sebenarnya gak salah, hanya kurang pas saja. Kesannya ayat-ayat itu adalah sekarung batu di punggung kita, yang cepat-cepat kita pindahkan agar segera terbebas dari beban (khatam).

Bukankah di awal surat Thoha Allah berfirman bahwa Al-Qur’an diturunkan BUKAN SEBAGAI BEBAN. Untuk apa khatam jika tidak pernah diulang? Setialah bersama Al-Qur’an.

4. Senang dirindukan ayat

Ayat-ayat yang sudah kita baca berulang-ulang namun belum juga nyantol di memory, sebenarnya ayat itu lagi kangen sama kita. Maka katakanlah pada ayat tersebut “I miss you too…” hehe. Coba dibaca arti dan tafsirnya.

Bisa jadi ayat itu adalah ‘jawaban’ dari ‘pertanyaan’ kita.

Wa'alaikumsalam

CARA MENGATASI MASALAH

INI DIA CARA MENGATASI MASALAH ANDA

Cara mengatasi masalah adalah salah satu pokok bahasan yang menarik untuk kita simak. Bagaimana tidak, semua orang memiliki masalah dan masalah tidak akan ada pernah habisnya. Ada yang mengatakan, selama kita hidup kita tidak pernah lepas dari masalah. Sebenarnya saya tidak setuju, mati pun masih memiliki masalah jika kita tidak mendapatkan ridha Allah SWT. Hanya jika kita sudah di syurga, barulah tidak ada masalah.

Jika kita selalu mendapatkan masalah, lalu buat kita harus mengatasi masalah? Mengatasi masalah tetap harus dilakukan meski kita akan masuk ke masalah lain. Sebab jika masalah saat ini tidak diatasi maka masalah akan numpuk dan hidup kita akan semakin sulit. Jika kita mampu menyelesaikan setiap masalah yang datang, maka hidup akan terasa lebih ringan dan indah.

CARA MENGATASI MASALAH #1: TETAPLAH BERPIKIR POSITIF

Apakah berpikir positif akan mengatasi masalah? Apakah tidak punya beras bisa diatasi dengan hanya berpikir positif? Yup, tentu saja. Seseorang akan bertindak mencari solusi jika dia memiliki pikiran positif. Orang yang berpikiran negatif akan cepat menyerah sehingga tidak akan mendapatkan solusi.

Untuk mengatasi masalah, langkah pertamanya ialah tetaplah optimis bahwa Anda akan mampu mengatasi masalah tersebut. Ini adalah langkah awal yang penting. Saat Anda mengatakan Anda bisa mengatasi masalah, maka hati, pikiran, emosi, dan tubuh Anda akan bekerja selaras untuk mengatasi masalah. Jika Anda berpikiran negatif, merasa masalah tidak mungkin dipecahkan, maka tidak akan lagi usaha untuk memecahkan masalah tersebut. Padahal, sebesar apa pun masalah Anda, insya Allah Anda, sanggup untuk mengatasinya.

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya. (QS. Al Baqarah:286)

Jika Anda melihat masalah yang Anda hadapi terlihat tidak mungkin untuk dipecahkan, artinya Anda perlu meningkatkan pola pikir Anda. Bukan masalah yang terlalu berat, tetapi cara berpikir Anda yang masih terlalu sempit. Anda perlu membebaskan pikiran sempit itu.

LANGKAH KEDUA: BERPIKIRLAH KREATIF

Berpikir kreatif adalah kemampuan untuk menghasilkan ide-ide baru. Ide-ide tersebut diperlukan untuk memecahkan masalah Anda. Jika satu ide tidak berhasil, maka carilah ide lain, dan seterusnya. Jadi, agar Anda tangguh menghadapi masalah apa pun yang datang, Anda perlu berpikir kreatif.

Bagaimana agar kita berpikir kreatif? Kuncinya ialah informasi, berpikir mengolah informasi, dan terbuka terhadap hal-hal baru. Anda pun bisa jenius, Anda pun bisa berpikir kreatif, dan mampu menghasilkan ide-ide cemerlang untuk mengatasi masalah Anda.

LANGKAH KETIGA: MILIKI MOTIVASI UNTUK BERTINDAK

Setelah Anda memiliki ide untuk mengatasi masalah, langkah berikutnya ialah mengambil tindakan untuk menerapkan ide tersebut. Ide akan percuma jika tidak Anda aplikasikan. Untuk itu Anda perlu terus mempertahankan motivasi agar terus bertindak sampai masalah Anda terselesaikan.

KENAPA MASALAH DATANG BERTUBI-TUBI?

Kadang, ada orang yang merasa mendapatkan masalah bertubi-tubi. Satu masalah belum selesai, datang masalah lagi bak pepatah “Sudah jatuh, tertimpa tangga”. Atau, baru saja selesai satu masalah, muncul masalah lagi. Seolah hidup terus datang tidak ada hentinya.

Teks Qosidah Ahlan Wa Sahlan



أهلا وسهلا بالنبي ، أهلا وسهلا بالنبى
Ahlan wa sahlan binnabi, Ahlan wa sahlan binnabi

Selamat datang wahai Nabi, selamat datang wahai Nabi..
أهلا وسهلا بالنبي ، خير الأنام العربي
Ahlan wa sahlan binnabi, khoiril anamil ‘arobi
Selamat datang wahai Nabi, sebaik baik manusia dari bangsa Arab.
صلوا علی هذا النبی ، الهاشمی المطلبی
Shollu ‘ala Hadzan-nabi , al-hâsyimil muth-tholibi
Bersholawatlah kepada Nabi ini, yang berkabilah Hasyim dan Muththolib.
أحمد زکي النسب ، من وصفه فی الکتب
Ahmad zakiyyin-nasabi, man washfuhu fîl kutubi
Ahmad yang bernasab suci, sifat sifatnya terdapat pada Kitab kitab (yang diturunkan oleh Allah)
بمدح طه العربی ، تحلو صفوف الطرب
Bimad-hi Thôhal ‘arobî tahlû shufûfuth-thorobi
Dengan memuji Thôhâ yang berbangsa Arab ini, barisan barisan yang bergembira menjadi semakin indah.
فالهج به يامطربی ، دوما تفز بالأرب
Fâl haj bihi yâ muthribî daumân tafuz bil arobi
Ucapkanlah dengan deras wahai pendendang, terus menerus, niscaya kau akan mencapai segala cita-cita.
ياآل ودی أکثروا ، من ذکره وأبشروا
Yâ ãla wuddî aktsirû min dzikrihî wa absyirû 
Wahai para pecinta, perbanyaklah menyebutnya, dan terimalah kabar gembira.
بکل خير بشروا ، کل محب للنبی
Bikulli khoirin basysyirû kulla muhibbin linnabî
Dengan segala kebaikan, berilah kabar gembira bagi setiap pecinta Nabi ini.
من لم يزر هذا النبى ، من مشرق أو مغرب
Man lam yazur hâdzân-nabî min masyriqin aw maghribi
Mereka yang tidak menziarahi Nabi ini, dari belahan timur atau barat bumi..
تباله من مذنب ، معرض للغضب
Tibbân lahû min mudznibin mu’arrodlun lilghodlobi
Celakalah dia yang berbuat dosa, ia akan menyongsong murka-Nya.
يا رب إکراما لمن جعلته مگرما
Yâ robbi ikrômân liman ja’altahu mukarromân
Wahai Tuhan, muliakanlah mereka yang menjadikan Nabi sebagai orang mulia.
صل عليه دائما ، وآله والصحب
Sholli ‘alaihi dâ-imân wa ãlihî wash-shohabi
Limpahan sholawat atasnya selalu, juga kepada keluarganya dan shohabatnya..

Contoh Pidato Bahasa Sunda Tema Cobaan dan Ujian Allah SWT



Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Alhamdulillahilladzi an’ama ‘alaina bi ni’matil iman, wal islam. Asyahadualla ilaha illaloh,wasyhadu anna Muhammadarrosullulah. Allohuma sholi ‘ala Muhammad wa’ala ali syaidina Muhammad amma ba’du

Panghulung kalbu kajembaran fuji janten panghias ati urang sanggakeun ka dzat anu maha suci. Dzat anu ngan sahiji nyatana Allah rabbul ijati. Fuji anu janten panghias rasa urang sanggakeun ka dzat anu maha kawasa nyatana Allah, aza wajala syukur anu janten pangratos masihan rahmat, taufik sinareng hidayahna sahingga urang sadaya tiasa kempel ngariung di ieu majlis ilmu anu mudah-mudahan kenging ridho ti gusti Allah ta’ala. Amiin…..

Sholawat sinareng salamna mugia tetep di kocorkeun, dilengserkeun ka jungjunan urang sadaya, panutan sadaya umat islam nyatana kanjeng Nabi Muhammad SAW ka para kaluwargina sohabatna tabi’in tabi’atna anu pamudah-mudahan dugi ka urang sadaya salaku umatna.

Kepala Madrasah, dewan guru sadayana anu ku simkuring di pihormat, oge teu hilap ka sadaya rerencangan abdi, anu kusimkuring di pihormat.
Ngadegna simkuring di didieu Insya Allah bade nyobian nyampekeun hiji biantara anu eusina

Kamis, 24 November 2016

Teks Pidato Islam Rahmatal Lilalamin ISLAM RAHMATAL LILALAMIN

Assalamu'alaikum

Islam adalah agama rahmatan lil alamin artinya Islam merupakan agama yang membawa rahmat dan kesejahteraan bagi semua seluruh alam semesta, termasuk hewan, tumbuhan dan jin, apalagi sesama manusia. Sesuai dengan firman Allah dalam Surat al-Anbiya ayat 107 yang bunyinya, Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. Islam melarang manusia berlaku semena-mena terhadap makhluk Allah, lihat saja sabda Rasulullah sebagaimana yang terdapat dalam Hadis riwayat al-Imam al-Hakim, Siapa yang dengan sewenang-wenang membunuh burung, atau hewan lain yang lebih kecil darinya, maka Allah akan meminta pertanggungjawaban kepadanya. Burung tersebut mempunyai hak untuk disembelih dan dimakan, bukan dibunuh dan dilempar. Sungguh begitu indahnya Islam itu bukan? Dengan hewan saja tidak boleh sewenang-wenang, apalagi dengan manusia. Bayangkan jika manusia memahami dan mengamalkan ajaran-ajaran islam, maka akan sungguh indah dan damainya dunia ini.

Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia, sekali lagi, terbanyak di dunia. Maka melihat keterangan di atas, seharusnya Indonesia menjadi negara yang indah, damai, dan beradab. Tapi lihat saja kenyataannya, kita tidak bisa menutup mata dan telinga dengan pemberitaan sehari-hari yang mengabarkan tentang kisah-kisah menyedihkan dan tak beradab. Mulai dari anak-anak yang melakukan pencabulan, berjudi, menghisab sabu. Remaja tawuran antar sekolah, kumpul kebo, menjadi pengedar, minum-minuman keras. Orang tua yang mencabuli anaknya sendiri, membunuh anggota keluarga sendiri, membunuh karena masalah sepele, bunuh diri, mutilasi, dan sebagainya. Sampai kepada pejabat kita yang melakukan tindak asusila, dan korupsi besar-besaran. Hampir setiap hari kejadian semacam ini keluar di pemberitaan. Sebenarnya apa yang terjadi? Di mana moral mereka? Bukankah sebagian besar dari mereka adalah muslim? Bukankah orang muslim seharusnya menjadi rahmatan lil alamin?

Jika dikatakan tidak berpendidikan sepertinya tidak juga. Saya yakin kebanyakan dari mereka telah mengenyam pendidikan dasar, bahkan tidak sedikit yang sudah sarjana bahkan lebih. Lantas mengapa moral mereka bisa sebegitu hancurnya? Jawabannya adalah tidak memahami dan menjalankan ajaran islam secara kaffah. Jika mereka tahu bahwa membunuh binatang semena-mena saja dilarang oleh islam, mana mungkin sampai berani membunuh sesama manusia, apalagi sesama muslim. Jika mereka tahu bahwa islam melarang untuk mencuri dan menipu dan mereka menjalankan larangan itu, mana mungkin mereka berani melakukan korupsi. Abdullah bin Umar mengatakan bahwa Nabi bersabda, Orang Islam itu adalah orang yang orang-orang Islam lainnya selamat dari lidah dan tangannya; dan orang yang berhijrah (muhajir) adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah. Sudah sangat jelas bagaimana islam menjelaskan bagaimana ciri orang islam sesungguhnya.

Jika ingin merasakan Indonesia yang damai sejahtera, maka yang harus dibenahi adalah moral bangsanya, bukan sekedar pendidikan belaka. Dan pendidikan moral yang sesungguhnya, yang komplit, dan yang diperintahkan oleh pencipta manusia adalah Islam. Setiap muslim wajib untuk belajar tentang agamanya. Dengan begitu kita akan mampu menjadi khalifah sesungguhnya di bumi sesuai tujuan diciptakannya kita, yaitu menjadi rahmat bagi semesta alam. Sudah semangatkah kita untuk belajar dan mengamalkan islam? Atau kita malah lebih semangat untuk mempelajari dan mengikuti budaya Jepang atau budaya Barat dari Islam? Seberapa banyak buku Islam yang telah kita baca? Mana banyaknya dengan buku-buku selain itu?

Wa'alaikumsalam wr.wb

Keutamaan Menuntut Ilmu


Dari hari ke hari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin canggih, kita seolah diperbudak oleh perkembangan zaman. Tapi tidaklah selalu demikian, hal ini tergantung kepada sikap dan mental kita untuk lebih menghadapi dan memahami dampak-dampak dari perkembangan ilmu pengetahuan tersebut dan mesti menempatkannya untuk hal kebaikan dunia dan akhirat.
Di sinilah bukti bahwa Allah SWT, Pemilik segala ilmu, menunjukkan kekuasaan-Nya bagi orang-orang berakal dan beriman untuk lebih giat menuntut ilmu agar manusia mengenal siapa dirinya dan siapa Tuhannya, sehingga ia menjadi manusia yang bertakwa dan berakhlak mulia.
Menuntut ilmu, dalam ajaran Islam, adalah suatu yang sangat diwajibkan sekali bagi setiap Muslim, apakah itu menuntut ilmu agama atau ilmu pengetahuan lainnya. Terkadang orang tidak menyadari betapa pentingnya kedudukan ilmu dalam kehidupan ini. Namun kebanyakan dari manusia, mereka lebih mengutamakan harta benda dibanding ilmu yang sebenarnya harta benda itu sendiri dapat habis dengan sekejap jika ia tak memiki ilmu untuk tetap memeliharanya sebagai titipan Allah SWT, bahkan dapat menjadi malapetaka bagi pemiliknya.
Sebaliknya dengan ilmu, ia akan bertambah terus yang tidak pernah habis-habisnya sebagai kunci untuk memperoleh apa yang dicita-citakan dalam hal duniawi ataupun ukhrawi yang harus direalisasikan dengan usaha dan mengamalkannya. Menyikapi hal seperti ini, Rasulullah SAW bersabda, "Nabi Sulaiman disuruh memilih antara harta benda, kerajaan dan ilmu. Maka dia memilih ilmu, akhirnya dia diberi pula kerajaan dan harta benda." (H.R. Ad-Dailami). Ini berarti, dengan ilmu segala sesuatu dapat tercapai, selama ia istiqamah dan ada dalam jalan Allah SWT. Maka dengan ke-istiqamahan dan ber-amar ma'ruf nahi munkar baik dalam menuntut ilmu ataupun mengamalkannya, secara otomatis ia akan mampu menjalankan hidup dengan baik guna tercapainya apa yang dimaksud.
Dalam sebuah hadist Nabi menyatakan, "Barang siapa yang ingin sukses dalam kehidupan dunianya, hendaklah (dicapai) dengan ilmu, barang siapa yang ingin selamat di akhirat nanti hendaklah dengan ilmu dan barang siapa yang ingin sukses dalam menghadapi kedua-duanya (dunia dan akhirat) maka hendaklah pula dicapai dengan ilmu."
Oleh karena itu diwajibkan bagi kaum Muslim untuk menuntut ilmu baik ilmu agama yang hukumnya fardhu 'ain, ataupun ilmu-ilmu yang menyangkut kemaslahatan umum dengan hukum fardhu kifayah. Ilmu adalah suatu yang sangat mulia, sebab ilmu adalah pemberian Allah SWT bagi manusia yang menjadi perantara untuk menjadi insan bertakwa.
Disinilah Islam sangat menganjurkan sekali untuk mencari ilmu di mana pun ilmu itu berada, sebagai kunci untuk membuka segala sesuatu. Kita mesti sadar bahwa jika seseorang, golongan, atau pun bangsa ingin menjadi manusia yang berkualitas maka mereka harus mengerti apa hakikat dan kedudukan dari ilmu pengetahuan itu sendiri yang akan memebentuk dan mengarahkan jiwa dan akal pikiran. Ilmu adalah sebagai penerang yang mampu mengubah jalan keburukan, kebodohan yang melahirkan kebijaksanaan dalam berbagai masalah-masalah kehidupan selama ada dalam koridor- koridor agama.
Adapun pahala menuntut ilmu Rasululllah SAW bersabda, "Orang yang menuntut ilmu  berarti menuntut rahmat; orang yang menuntut ilmu berarti menjalankan rukun Islam dan pahala yang diberikan kepadanya sama dengan pahala para nabi." (H.R. Ad-Dailami dari Anas ra).
Sedangkan dalam hadist lain yang diriwayatkan Imam Muslim ra., "Barangsiapa yang melalui suatu jalan guna mencari ilmu pengetahuan, niscaya Allah SWT akan memudahkan baginya jalan ke surga." Maka dalam menuntut ilmu niatkanlah semata-mata mencari keridaan Allah SWT yang akan dibalas dengan pahala kebaikan untuk dunia dan akhirat.
Secara sederhana kita harus berpikir, bahwa setiap manusia diberikan jatah umur yang tidak diberi tahu sedikit pun berapa lama kita bertahan hidup di dunia. Ini berarti kita harus memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Alangkah baiknya kita mengetahui

Kebersamaan 😁😁

Assalamu'alaikum wr.wb

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ  الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارِ، مُكَوِّرُ اللَّيْلِ عَلَى النَّهَارِ، وَتَبْصِرَةٌ لِأُولِى الْقُلُوْبِ وَالْأَبْصَارِ، وَتَذْكِرَةٌ لِأُولِى الْأَلْبَابِ وَالْإِعْتِبَارِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى مُحَمَّدٍ الْمُخْتَارِ، وَعَلٰى آلِهِ وَاَصْحَابِهِ الْأَخْيَارِ. أَمَّا بَعْدُ

Kebersamaan adalah salah satu kata yang mempunyai makna serta arti yang sangat indah, siapapun orangnya bila mendengar kata “ kebersamaan” pasti tersentuh hatinya, pasti ingin merasakan arti sebuah “ kebersamaan”. Kenapa kebersamaan itu begitu bermakna, karena dengan kebersamaan apapun yang kita dambakan jelas akan terwujud. Sebuah Keluarga yang berjalan diatas kebersamaan insya Allah akan mencapai apa yang di cita-citakan, Negara yang didirikan dan dibangun atas dasar kebersamaan pasti akan tercapai apa yang menjadi tujuannya, jelas dengan adanya sebuah kebersamaan semua yang didambakan oleh manusia akan tercapai, yakinlah tidak ada satupun manusia didunia akan berhasil mencapai tujuannya tanpa adanya kebersamaan. 
     Apapun yang menjadi dasar dari kebersamaan itu baik dilaksanakan secara ikhlas maupun terpaksa, atau dengan tujuan yang bermanfaat maupun mudhorat. Sebagai contoh seorang pemimpin dalam sebuah kelompok tanpa didukung oleh anggotanya, takkan berhasil memimpin kelompok tersebut, sebuah team olah raga takkan pernah menang tanpa adanya kekompakan bahkan sekelompok orang yang ingin berbuat jahat tidak akan pernah berhasil mencapai tujuan jahatnya bila tanpa adanya kebersamaan. ‘ Jadi saya membayangkan apalah artinya hidup ini tanpa adanya kebersamaan. Kebersamaan itu adalah sebuah keindahan, kebersamaan itu adalah sebuah kekuatan, kebersamaan itu jalan menuju keberhasilan , kebersamaan itu ……. Marilah kita Bangun sebuah kebersamaan …. Disitu akan kita temukan makna hidup… kebersamaan adalah sebuah kekayaan yang tak akan habis ditelan zaman .. disitu akan kita temukan kekayaan, Hikmah dan keberhasilan…amin…
Wasalamu'alaikum wr.wb

Contoh Naskah Ceramah | Dakwah Singkat Tema Ikhlas


Assalamu’alaikum wr. wb.
Hadirin rahomakumullah,
Ikhlas adalah perasaan di dalam hati yang tulus dan tidak mengharapkan imbalan apapun dari orang lain. Dalam melakukan segala amal dan perbuatan, hal paling utama yang harus ada adalah perasaan ikhlas di dalam hati. Rasulullah saw. Bersabda “ikhlas itu adalah ruhnya segala amal perbuatan”. Jadi, apabila kita melakukan perbuatan dengan didasari rasa ikhlas , maka insya allah kita akan memetik hasilnya di alam akhirat nanti, namun apabila sebaliknya kita melakukan amal perbuatan atau suatu pekerjaan tanpa didasari dengan rasa ikhlas, maka tiada lain nilainya hasil pekerjaan itu adalah nol atau tidak mendapat balasan sedikitpun dari allah swt.
Pasha, seorang vocalis band ungu telah bernyanyi dalam albumnya
“sesungguhnya, manusia tak kan bisa meniknati surga
Tanpa ikhlas di hatinya
sesungguhnya, manusia tak kan bias menyentuh nikmatnya
tanpa tulus di hatinya”
Udah lah nyanyi nya , takut hadirin terlena. Hehe
Dari untaian syair tersebut, sudah jelas bahwa kita, manusia, tidak akan bias menikmati indahnya surga tanpa ada rasa ikhlas di dalam hatinya ketika mengerjakan suatu pekerjaan.
Bila kita melakukan amal atau pekerjaan tanpa didasari dengan rasa ikhlas di dalam hati kita maka kita tidak akan mendapatkan pahala sedikitpun dari allah swt. Dan apabila kita tidak mendapatkan pahala dari allah, maka otomatis kita tidak akan bisa menyentuh dan merasakan nikmatnya surga.
“sesungguhnya manusia tak kan bisa menyentuh nikmatnya tanpa tulus di hatinya”
Jelaslah, apabila kita melakukan pekerjaan tanpa didasari dengan rasa tulus di dalam hati, maka kita tidak akan menyentuh nikmat allah swt. Yaitu nikmatnya surga.
Jadi inti dari perkataan-perkataan saya tadi yaitu kita harus ikhlas dalam mengerjakan amal apapun, karena ikhlas merupakan kunci diterimanya segala amal dan perbuatan yang kita lakukan.
Hadirin yang terhormat,
Mungkin hanya itu yang dapat saya sampaikan pada saat ini, semoga ada manfaatnya bagi saya khususnya, umumnya bagi semuanya yang mendengarkan. Dan saya mohon maaf yang sebesar besarnya apabila ada kesalahan dan kekurangan di dalam ucapan. Billahi taufik wal hidayah, wassalamu’alaikum wr.wb.

Teks Ceramah Islam dalam Bahasa Sunda (untuk Mubtadi)


اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ  الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارِ، مُكَوِّرُ اللَّيْلِ عَلَى النَّهَارِ، وَتَبْصِرَةٌ لِأُولِى الْقُلُوْبِ وَالْأَبْصَارِ، وَتَذْكِرَةٌ لِأُولِى الْأَلْبَابِ وَالْإِعْتِبَارِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى مُحَمَّدٍ الْمُخْتَارِ، وَعَلٰى آلِهِ وَاَصْحَابِهِ الْأَخْيَارِ. أَمَّا بَعْدُ
فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالٰى فِى الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَهُوَ أَصْدَقُ الْقَائِلِيْنَ أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللهُ لَكُمْ وَإِذَا قِيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ (المجادلة : ١١)
وَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ((كُنْ عَالِمًا اَوْ مُتَعَلِّمًا اَوْ مُسْتَمِعًا اَوْ مُحِبًّا وَلَا تَكُنْ خَامِسًا فَتَهْلَكَ))
تَبَارُكًا فِى الدُّعَاءِ. اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ... آمِيْن
اَللهم إِنِّى أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ وَقَلْبٍ لَا يَخْشَعُ وَعَمَلٍ لَا يُرْفَعُ وَدُعَاءٍ لَا يُسْمَعُ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
Teu aya kecap anu langkung megah, anu pantes diucapkeun ku hiji jalmi anu do’ifah, salian ti manjatkeun puja ka dzat Allah anu Maha Kawasa, Puji didugikeun ka dzat Allah anu Maha Suci, oge Syukur ka dzat Allah anu Maha Ghofur, nyatana Allah ‘azza wa jalla anu ngagaduhan sifat kasampurnaan jeung bersih tina sifat kakirangan.
اَلْمُتَّصِفُ بِكُلِّ كَمَالٍ وَالْمُنَزَّهُ عَنْ كُلِّ نَقْصٍ
Anu parantos maparin nikmat ka makhlukna anu patut ku urang disyukuran sanes dikufuran. Sakumaha Allah ngadawuh dina Al-Qur’an:
لَئِنْ شَكَرْتُمْ لأزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Shalawat مع salamna, mudah-mudahan dilimpah curahkeun ka buah manah  Siti Aminah penguasa Makkah pembuka syafa’ah, nyatana kengjeng nabi Muhammad saw., sakumaha imam Ibnu Malik  nyarioskeun dina baet terakhirna :
فَأَحْمَدُ اللهَ مُصَلِّيًا عَلٰى # مُحَمَّدٍ خَيْرِ النَّبِيِّ أُرْسِلَ
Oge henteu hilap ka para kulawargina ka para sohabatna oge ka urang sadayana salaku umatna mudah-mudahan kenging Syafa’atul’udzma ti mantenna.
شَيْخُنَا الْمُكَرَّمُ وَالْمُكَرَّمَةُ، اَلْعَالِمُ اَلْعَلَّامَةُ صَاحِبُ الْفَضِيْلَةِ وَالسَّعَادَةِ
Pimpinan sekaligus sesepuh ieu masjid anu ku simabdi dihormati anu mudah-mudahan aya dina rahmat Gusti anu Maha Suci
بَارَكَ اللهُ فِى عِلْمِهِمْ بَارَكَ اللهُ فِى رِزْقِهِمْ بَارَكَ اللهُ فِى طُوْلِ حَيَاتِهِمْ. آمِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ
Alhamdulillah kalayan izin Allah swt., di Haflah anu barokah ieu urang sadayana tiasa patepung lawung patepang wajah dina acara muhadoroh.
Hadirin rahimakumullah...
Dina kitab “Fawa’idulmakiyah” mushonnif Said ‘Alawiy bin Ahmad Asy-Syeghaf, menjelaskan :
لَابُدَّ لِلْعَبْدِ مِنْ أَرْبَعَةِ أَشْيَاءَ : اَلْعِلْمِ وَالْعَمَلِ وَالْإِخْلَاصِ وَالْخَوْفِ
Diwajibkeun ka hiji abid anu hayang salamet dunia akherat, kudu boga 4 perkara ;
1. Ilmu 2. Amal            3. Ikhlas           4. Khauf, nyaeta sieun ku Allah
Coba ku urang tafakkuran, Allah nyiptakeun manusia benten jeung nyiptakeun binatang. Pami binatang mah teu gaduh akal, sedengkeun ari jalmi mah gaduh jiwa, dipasihan akal anu mana eta akal teh kangge nampi pamahaman sareng ilmu ti gusti Allah. Maka dina hiji katerangan dijelaskeun :
اَلْإِنْسَانُ حَيَوَانٌ نَاطِقٌ اَيْ مُدْرِكُ الْعِلْمِ
Manusia teh nyaeta “hewan“ anu berfikir, maksudna tiasa mendakan kana ilmu.
Margi ari ilmu eta diibaratkeun cahaya anu nyaangan ka urang sadayana. Margi saur rosul :
اَلْعِلْمُ نُوْرٌ
“ari ilmu eta cahaya”
Upami aya jalmi teu gaduheun ilmu eta jalmi lir ibarat jalmi anu lolong. Tah ari jalmi buta mah sagala rupi oge pantes, najong baskom, pantes..! nubruk panto, pantes..! malah ragrag kana jurang oge pantes..! kitu oge jalmi anu bodo eta oge pantes wae ngage

Rabu, 23 November 2016

Resep Berbuka Puasa Kolak Biji Salak

Hasil gambar untuk kolak biji salak


Cara Membuat Biji Salak:
  • 600 g ubi jalar kuning, kupas, kukus, haluskan
  • 100 g tepung kanji
  • 1 sdt garam halus
  • ½ sdt bubuk vanili
  • 2 tetes pewarna makanan warna kuning
  • Kuah:
  • 100 g gula merah, iris halus
  • 100 g gula pasir
  • 1500 ml air
  • 1 lembar daun pandan, potong-potong
  • ½ sdt garam halus
  • 2 sdm tepung kanji
  • 3 cm kayu manis
Pelengkap:
  • 200 ml santan kental
  • 150 g potongan agar-agar tawar
Cara Membuat Kolak Biji Salak:
  1. Biji Salak: Campur ubi jalar yang telah dihaluskan dengan tepung kanji, vanili, pewarna makanan dan garam, aduk rata. Ambil satu sendok teh adonan, bentul menjadi bulatan-bulatan. Panaskan air, rebus biji salak hingga matang dan terapung. Angkat. Masukkan dalam air dingin matang, tiriskan.
  2. Kuah: Didihkan air, masukkan gula pasir, gula merah, kayu manis, potonga daun pandan, larutan tepung kanji dan garam, aduk rata. Masak sambil diaduk-aduk hingga mendidih dan matang. Sesaat sebelum diangkat, masukkan biji salak, aduk rata. Angkat.
  3. Penyajian: Tuang kuah biji salak beserta isinya ke dalam mangkuk saji. Tambahkan potongan agar-agar dan santan kental. Sajikan hangat.
Untuk 6 Porsi
Tips: Untuk variasi isi, biji salak bisa ditambahkan potongan kolang-kaling, nangka atau durian. Berbuka puasa disarankan dengan hidangan yang manis agar energi kembali pulih. Salah satu kudapan khas berbuka puasa adalah biji salak. Cita rasanya legit dengan aroma wangi pandan. Tambahan potongan agar-agar sebagai bahan isi membuat tajil ini kaya akan serat

DO’A RASULULLAH SAW. SEBELUM DAN SESUDAH MAKAN, BUAH-BUAHAN YANG DIMAKAN RASULULLAH SAW



“Pada suatu hari, kami berada di rumah Rasulullah saw., maka Beliau menyuguhkan suatu makanan. Aku tidak mengetahui makanan yang paling besar berkahnya pada saat kami mulai makan dan tidak sedikit berkahnya di akhir kami makan.” Abu Ayub bertanya : “Wahai Rasulullah, bagaimanakah caranya hal ini bisa terjadi?” Rasulullah saw. bersabda :”Sesungguhnya kami membaca nama Allah waktu akan makan, kemudian duduklah seseorang yang makan tanpa menyebut nama Allah, maka makannya disertai syetan.”

(Diriwayatkan oleh Qutaibah Dari Ibnu Luhai’ah, dari Yazid bin Abi Habib, dari Rasyad bin Jandal al Yafi’I, dari Hubeib bin Aus, yang bersumber dari Abu Ayub al Anshari r.a.)
“Rasulullah saw. bersabda :”bila salah seorang dari kalian makan, tapi lupa menyebut nama Allah atas makanan itu, maka hendaklah ia membaca :”Bismillahi awwalahu wa akhirahu.” (Dengan nama Allah pada awal dan akhirnya).
(Diriwayatkan oleh Yahya bin Musa, dari abu Daud, dari Hisyam ad Distiwai, dari Budail al `Aqili, dari `Abdullah bin `Ubaid bin `Umair, dari Ummu Kultsum*, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)
•     Ummu Kultsum binti `Uqbah bin Abi Mu’ith al Umawiyah, adalah salah seorang sahabat Rasulullah saw. dan ia merupakan saudara seibu `Utsman bin Affan r.a.
“Apabila Rasulullah saw. selesai makan, maka Beliau membaca  ”Alhamdulillahil ladzi ath’amana wa saqana wa ja’alana muslimin.” (Segala puji bagi Allah Yang memberi makan kepada kami, memberi minum kepada kami dan menjadikan kami orang-orang islam).
(Diriwayatkan oleh Mahmud Ghailan, dari Abu Ahmad az Zubairi, dari Sufyan as Tsauri, dari Abu Hasyim, dari Ibnu Isma’il bin Riyah, dari bapaknya (Riyah bin `Ubaid), yang bersumber dari Abu Sa’id al khudri r.a.)
“Adapun Rasulullah saw., bila hidangan makan telah diangkat dari hadapannya, maka beliau membaca :”Alhamdulillahi hamdan katsiran thayyiban mubarakan fihi, ghaira muwadda’iw wa la mustaghnan `anhu Rabbana.” (Segala puji bagi Allah, puji yang banyak tiada terhingga. Puji yang baik lagi berkah padanya. Puji yang tidak pernah berhenti. Dan puji tidak akan mampu lisan menuturkannya, ya Allah Rabbal `Alamin)
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Basyar, dari Yahya bin Sa’id, dari Tsaur bin Yazid, dari Khalid bin Ma’danyang bersumber dari Abu Umamah r.a.)
BUAH-BUAHAN YANG DIMAKAN RASULULLAH SAW
“Nabi saw. memakan qitsa* dengan kurma (yang baru masak).” (Diriwayatkan oleh Isma’il bin Musa al Farazi, dari Ibrahim bin Sa’id, dari ayahnya yang bersumber dari `Abdullah bin Ja’far r.a.)
•     Qitsa adalah sejenis buah-buahan yang mirip mentimun tetapi ukurannya lebih besar (Hirbis)
“Sesungguhnya Nabi saw. memakan semangka dengan kurma (yang bar masak).”
(Diriwayatkan oleh `Ubadah bin `Abdullah al Khaza’i al Bashri, dari Mu’awiyah bin Hisyam, dari Sufyan, dari Hisyam bin `Urwah, dari bapaknya, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)
Sumber : 
AS – SYAMAIL, Kepribadian dan Budi Pekerti Rasulullah saw. Muhammad bin `Isa bin Saurah bin Musa bin ad-Dhahhak as-Sulami. (Imam at-Tirmidzi)